Pilpres 2019, Projo Mulai Bekerja Tingkatkan Elektabilitas Jokowi, Begini Cara yang Dipilih
TRIBUN-MEDAN.COM- Ketua Umum Relawan Pro Jokowi (Projo), Budi Arie Setiadi, memastikan Projo sudah mulai bekerja untuk memenangkan Presi...

http://www.projokabsimalungun.com/2017/10/pilpres-2019-projo-mulai-bekerja.html
TRIBUN-MEDAN.COM-Ketua Umum Relawan
Pro Jokowi (Projo), Budi Arie Setiadi, memastikan Projo sudah mulai
bekerja untuk memenangkan Presiden Joko Widodo pada Pilpres 2019.
Budi mengakui, elektabilitas Jokowi
sebagai petahana saat ini masih belum aman. Survei Indikator Politik pada 17-24
September 2017 menunjukkan, responden yang memilih Jokowi saat tidak diberikan
pilihan nama hanya mencapai 34,2 persen.
"Betul, Pak Jokowi belum
mencapai 50 persen. Meskipun yang tertinggi tapi harus bekerja lebih keras
lagi," kata Budi dalam diskusi "Siapa Cawapres Jokowi?" yang
digelar Projo di Kemang, Jakarta Selatan, Jumat (20/10/2017).
Menurut Budi, kerja keras diperlukan
tidak hanya dari Jokowi, kabinet atau pun partai pendukungnya. Peran relawan
juga penting guna meningkatkan elektabilitas Jokowi.
Apalagi, dalam rapat kerja nasional
Projo beberapa waktu lalu, Jokowi sendiri sudah menekankan soal pentingnya
peran relawan ini.
"Jadi kami bentuk tim, ada tim
kampanye, pemantauan, media sosial dan lain lain. Pokoknya kami terus
mengorganisir diri, semua teman daerah sudah saya minta untuk konsolidasi
merapatkan barisan untuk Pilpres 2019,"
kata Budi.
Menurut Budi, tim kampanye ini akan
menyosialisasikan capaian-capaian yang sudah berhasil diraih oleh pemerintahan
Jokowi.
Budi mengakui, saat ini ada kecendrungan
masyarakat yang puas dengan kinerja Jokowi belum tentu memilih mantan Gubernur
DKI Jakarta itu. Faktor primodrialisme kembali muncul dalam memilih pemimpin.
Hal seperti ini lah juga yang akan diluruskan oleh Projo.
"Kami jelaskan ke publik ini
loh tipe pemimpin yang harus berlanjut sampai 2024. Karena perubahan sudah
kelihatan nyata dalam 3 tahun ini," ucap Arie.
Terkait calon wakil presiden, Projo menyerahkan
sepenuhnya kepada Jokowi. Budi Jokowi punya otoritas menentukan wapres yang
bisa melengkapi dan menjalankan program sebaik-sebaiknya.
"Jangan sampai wapres dipilih
karena banyak kepentingan politik, kepentingan rakyat harus kita
utamakan," ucap Budi.
Di forum yang sama, pengamat politik
Bruhanudin Muhtadi mengingatkan elektabilitas Jokowi yang masih di angka 34,2
persen belum aman untuk seorang petahana.
Oleh karena itu, sosok cawapres akan
sangat menentukan. Ia menyarankan Jokowi memilih cawapres yang memiliki basis
suara berbeda sehingga bisa meningkatkan elektabilitas.
Selain itu, Burhan juga mengingatkan
Jokowi mengenai fenomena masyarakat memilih berdasarkan faktor
primodrialisme.(*)
sumber : http://medan.tribunnews.com